Skinpress Rss

Friday, October 28, 2016

Renungi 3 Menit untuk ALLAH

0

Assalamualaikum kaum mukmin ..

kali ini saya akan mengajak anda untuk merenungi dosa-dosa yang telah kita perbuat.Bukan untuk menghitung telah berapa banyak dosa kita lakukan, akan tetapi menghilangkan dosa yang telah kita perbuat hanya dalam waktu 3 menit setiap harinya.

renungilah, 3 Menit untuk ALLAH









Monday, October 24, 2016

potensi wisata kampar bangkinang kota

0



kota kecil ini bernama kota bangkinang, penuh dengan kekayaan alamnya yang berlimpah, budaya, adat istiadat, keanekaragaman serta potensi wisatanya membuat kita takjub akan kota kecl ini. yuk kita simak dan saksikan video berikut ini. 

Thursday, October 20, 2016

Fenomena Fisik dan Fenomena Manusia

1



FENOMENA FISIK (LINGKUNGAN ALAM) DAN FENOMENA MANUSIA (LINGKUNGAN SOSIAL) 


A. Manusia dan Lingkungannya

Permukaan bumi tempat hidup berbagai makhluk hidup. Menurut ilmu lingkungan, permukaan bumi adalah ekosistem yang sangant luas dan dapat dibedakan atas sejumlah ekosistem yang lebih kecil. Di dalam ekosistem terdapat interaksi antar makhluk hidup dengan alam lingkunagnnya. Ilmu yang mempelajari hubungan-hubungan interaksi tersebut dikenal dengan istilah ekologi.

Istilah ekologi pada awalnyadiperkenalkan oleh salah seorang ahli biologi jerman, yang bernama Ernest Haekel, ekologi berasal dari kata oikos yang artinya rumah tangga dan logos yang berarti pengetahuan, jadi ekologi adalah ilmu pengetahuan mengenai hubungan timbal balik yang dinamis antara makhluk hidup dengan rumah tangga atau lingkungannya.

Di dalam ekosistem terdapat unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi diantaranya adalah manusia, unsur alam hayati, unsur alam nom hayati dan sumber daya buatan.

Unsur dan komponen lingkungan hidup terdiri atas (1) komponen lingkungan fisikseperti tanah, batuan, dan iklim, (2) komponen biologi seperti tumbuhan, hewan, dan jasat renik dan (3) sumber daya manusia dan sumber daya buatan sebagai hasil karya dan karsa manusia sebagai limgkungan budaya. Setiap umsur memiliki keterkaitan satu sama lain.

Denagan penjelasan diatas, hidup manusia dipermukaan bumi tidak sendirian, melainkan ditemani makhluk yang lain, yaitu tumbuhan, hewan dan jasad renik.

Hubungan antara makhluk, terutama manusia dengan lingkungannya. Sebenarnya telah berlangsung sejak lama, ketika manusia hadir untuk pertama kalinya di permukaan bumi, maka pada saat itu pulalah manusia sudah membutuhkan bantuan lingkungan, seperti membutuhkan udara bersih untuk bernafas, membuh=tuhkan air untuk minum dan mandi, serta membutuhkan pakian dan tempat tinggal yang semua bahan-bahannya berasal dari alam, baik diambil langsung maupun tidak.

Walaupun hubungan antar manusia dan alam lingkunagnnya sangat erat, tetapi para ahli berbeda pendapat terhadap pola hubungan tersebut. Satu pihak ada yang berpendapat bahwa prilaku manusia sangat ditemtukan oleh pengaruh alam lingkungannya, tetapi pihak lain sebaliknya yaitu justru manusia sangat dominan dalam mempengaruhi atau merubah keadaan alam.

Aliran fisis determinis, didukung oleh Friederich Retzel (1844-1904) seorang tokoh geografi jerman yang menyatakan bahwa alam (memang sangat) menentukan kehidupan manusia.

Aliran fisis determinis kurang popular di Eropa. Ferdinand Von Richthofen menyarankan bahwa aliran fisis determinis tidak selalu benar bahkan banyak kekeliruan. Ia menyatakan bahwa permukaan bumi merupakan landschaft yang didalamnaya mempelajari trntang leadaan alam dan aktivitas manusia yang ada pada alam yang didiaminya. Paul Vidal de la Blache (1854-1918) menentang faham fisis determinis. Ia mengatakan bahwa alam bukan merupakan penentu suatu kebudayaan, fissik atau rohani manusia, tetepi alam hanya berfungdi debagai pemberi kemungkinanterhadap aktivitas manusia yang akan melahirkan kebudayaan. Karena itu manisia adalah makhluk yang dapat bertindak aktif tidak menunggu segala sesuatu yang disediakan oleh alam (Pasya, 1996;53)

Kebutuhan dasar akan mendapat respon budaya dan setiap masyarakat, menurut Mutakin dan Pasya (2000) adalah sebagai berikut, yaitu respon budaya terhadap kebutujan yang menunjang terhadap kehidupan yang melahirkan mata pencaharian

Kebutuhan dasar kedua menyangkut keinginan untuk melanjutkan keturunan, kondisi alam, manusia tidak akan selamanya terhindar dan kecelakaan yang mungkin menimpanya, kerena itu mereka harus menjaga keselamatannya sendiri, detiap manusia semenjak dilahirkan sampai menjadi dewasa mengalami pertumbuhan, setiap pertumbuhanya memerluakn pendidikan dan setiap masyarakat memiliki cara tersendiri .

B. Kemajemuakan Agama, Ras dan Etnik

Ahili genetik menyatakan bahwa keragaman manusia pada dasarnya diterima dari sejumlah sifat orangtuanya, seperti bentuk hidung, warna kulit, bentuk dan warna rambut,warna mata dan sebaginya, unit-unit pembawa sifat tersebut disebut genes; ribuan pasang genes tersusun dalam pasangan-pasangan krosoma ; tetapi setiap sel reproduktif dari seorang laki-laki dan perempuan hanya membawa satu dari setiap pasangan genes, hasil kerja sama fertilisasi dan atau perkawinan ini , selanjutnya berkembang dalam janin sehingga jumlah pasangan ganes tersebut menjadi sama seperti yang terdapat pada orangtuanya.

Varitas baru yang dilahirkan adalah kelanjutan dan peristiwa mutasi gene, suatu perubahan struktur yang permanen dalam suatu gene, suatu penataan kembali atom-atom dalam suatu kompleks molekul , sebagai akibat hilangnya atua pindahnya beberapa sifat, Akumulasi mutasi-mutasi dalam suatu kelompok, biasanya membawa perubahan-perubahan yan intensif. Kondisi-kondisi yang dilepaskan dari peristiwa mutasi-mutasi tersebut adalah slection dan isolation yang dipengaruhi oleh relativitas lokasi dimana individu tersebut tumbuh dan berkembang,

Dalam pengelompokan ras manusia, para ahli membagnya menjadi tiga kelompok yaitu Negroid, Mongoloid, dan Caucasoid. Kemasan Negroid meliputi kelopmpok orang yang berkulit hitam rambut hitam keriling halus, mata gelap, hidung lebar dan datar, bibir tebal, kepala panjang postur tubuh pendek dan kokoh. Kemasan Mongoloid rata-rata bercirikan kulit kuning terang sampai coklat , mata cklat, rambut hitam lurus hitam mengkilap, hidung dan muka datar kepala datar, epicahnthic eyefold, tulang pipi menonjol, postur tubuh pendek dan kokoh. Kemasan Caucasoid rat-rat bercirikan mata dan kulit terang, rambut mengkilap bergelombang, hidung sempit, bibir tipis dan berbulu badan lebat.

Di kalangan orang-orang prmitif, agama memuat keyakinan terhadap sejumlah kekuatan yang ada di luar manusia sebagai tempat untuk memohon petinjuk ketika mereka menghadapi saat-saat kritis. Kekuatan-kekuatan tersebut dapat saja sebagai roh orang yang telah mati, makhluk halus yang menghuni gunung, batu besar, pohon besar, pada binatang tertentu dan segala makhluk yang tidak berwujud, kepercayaan terhapad makhluk-makhluk halus tesrbut dikenal dengan sebutan Animisme.

Berbeda dengan kepercayaan ma’na yaitu, kekuatan supernatural yang dimanifestasikan pada individu tertentu atau pada benda yang dianggap memiliki kekuatan luar biasa dan keajaiban. Sampai sekarang, jenis kepercayaan ini dihubungkan denagn masyarakat yang masih terbelakang, disebut Tribal Religions yang merupakn awal dari terbentuknya sistem kepercayaan di muka bumi.

Kemudian religi yang hidup dalam masyarakat sederhana atau primitive, tidak lain karna adanya fenomena alam yang berada diluar jangkauan dan keterbatasan pemikiran manusa dalam menjawab fenomena tersebut, sehingga mereka menganggap adanya kekuatan dahsyat yang tidak dapat ditalukkan oleh kekuatan manusia. Karena ketidakberdayaan ini, maka manusia mencari pegangan yang dapat melindungi dirinya dengan mencoba menyelaraskan hubungan manusia dengan alam lingkungannya, dan memenusi “permintaan” yang diduga oleh manusia dengan cara melakukan persembahan dan berprilaku yang baik melalui norma-norma yang dihasilkannya, baik dalam bentuk anjuran, keharusan, maupun larangan.



C. Pembangunan di Indonesia

Pada proses globalisasi, bagi pembangunan Indonesia akan membawaproses peralisan yaitu dari kehidupan tradisional-terisolasi menuju kehidupan yang modern dan terbuka. Proses globalisasi bukan masalah sederhana bagi masyarakat Indonesia. Dampaknya selain menuntut prilaku dan gaya hidup modern , juga menuntut integritas pribadi kinerja , dan produktivitas yang tinggi sebagai ciri manusia modern.

Dampak globalisasi adalah terciptanya ketidak-seimbangan antara kepentingan-kepentingan Negara kaya dan industri besar di satu fihak dan kepentingan Negara berkembang dan rakyatnya di lain fihak. Hal ini dapat menimbulkan frustasi dan munculnya berbagai ekses akibat globalisasi. Perusahaan-perusahaan Negara industri yang beroperasi di dunia ketiga yang seharusnya memikul tanggung jawab mendidik, melatih penduduk setempat untuk meningkatkan daya kerja dan pengetahuan yang terkait dengan produksi pada kenyataannya perusahaan-perusahaan tersebut hanya mengeruk kekayaan, memanfaatkan fasilitas dan tidak memperhatikan tanggung jawab dan nasib buruh Negara berkembang. Ini salah satu kepincanagn besar dari proses globalisasi.

Teknologi ini tidak kalah pentingperanannya dalam mendorong proses globalisasi. Dalam dimensi ekonomi global , berkembangnya teknologi komunikasi sangat jelas kedudukannya, yaitu dapat berdampak positif jika masyarakat dunia mampu memanfaatkan teknologi ini seara efektif untuk membuka akses penawaran produksi dan jasa ke dunia internasional. Jika ha tersebut terjadi maka tentu saja dapat meningkat dan pemperluas peluang pasar.

Multicultural merupakan suatu keindahan bila identitas masing-masing bidaya dapat dihargai bersama anak bangsa. Masalah sekarang adanya persentuhan dan saling berhubungan antara anak bangsa yang berbeda suku bangsa dan rawan terhadap pemaksaan dari suatu pihak terhadap pihak lainnya seperti upaya menyeragaman budaya tertentu dapat memperkuat penolakan dari budaya-budaya daerah, atau yang lebih parah bila upaya mempertahankan tersebut, justru disertai dengan semakin menguatnya Etnosentrime.

Etnosentrime secara formal didefenisikan sebagai pandangan bahwa kelompok sendiri adalah pusat segalanya dan kelompok lain akan slalu sibandingkan dan dinilai sesuai dengan standar kelompok sendiri. Menurut Poerwanti etnosentrime membuat kebuyaan diri sebagai patokan dalam mengukur baik buruknya , atau tinggi rendahnya dan benar atau ganjilnya kebudayaan lain dalam proprosi kemiripannya dengan kebudayan sendiri. Orang-orang yang berkepribadian etnosentris cendrung berasal dari kelompok masyarakat yang mempunyai banyak keterbatasan bai dalam pengetahuan, pengaaman, maupun komunikasi, sehingga sangat mudah terprovokasi. Etnosentrime adalah sejumlah kerusuhan dan perang antar suku yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia pada awal reformasi.

Gambara dunia yang sedemikian beragam dan bertekologi semakin canggih peru ada kebijakan pembangunan di masa depan bagi Indonesia.

1. Proses globalisasi yang ditandai denagan pekembangan teknologi informasi dan komunikasi adalah salah satu ciri kehidupan di masa yang akan datang

2. Dampak kemajuan teknologi informasi juga menuntut anak bangsauntuk bijak mensikapi pengaruh dari perkembangannya.

3. Pada masa yang akan datang pertumbuhan penduduk akan terus semakin tinggi, dampaknya akan mendorong ekspolitasi sumberdaya alam yang berlebihan, penurunan kualitas lingkungan, perubutan penguasaan lahan, dan pemicu tumbuhnya terorisme dunia.

4. Dorongan untuk memunculkan sikap etnosentris juga akan terus berkembang ketika modernisasi di tanah air mengalami kesenjangan.

5. Akibat lanjutnya dari perkembangan teknologi informasi adalah tumbuh kembangnya keterbukaan informasi melalui media masa

Perkembangan pembangunan yang memungkinkan bangsa Indonesia untuk membangun sebenarnya telah dikonsepkan daam susunan kesadaran setiap warga Negara Indonesia, yaitu bahwa bangsa kita memiliki Modal Dasar Pembangunan Nasional yaitu (1) Kemerdekaan dan Kedaulatan Bangsa Indonesia, (2) Kedudukan geografi Indonesia yang memberi kondisi almiah serta kedudukan dan peranan strategi yang sangat tinggi nilainya, (3) Sumber-sumber kekayaan alam, (4) Jumlah penduduk yang besar, (5) Modal Rohaniah dan Mental yaitu Keimanan dan Ketakwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa serta keyakinan bangsa atas kebenaran falsafah pancasila, (6) Modal Budaya, (7) Potensi efektif bangsa atau prestasi pembangunan yang telah dicapai, termasukkekuatan sosial politik, (8) Tentara Nasional Indonesia sebagai kekuatan Hankam dan Kekuatan Sosial

Selain Modal Dasar yang telah disebutkan diatas, Bangsa Indonesia juga memiliki wawasan dan keyakinan bahwa rakyat, bangsa, Negara dan seluuh Wilayah Nusantara tempat hidupnya merupakan suatu kesatuan yang utuh dan tidak dapt dipisahkan yang kemudian kita kenal Wawasan Nusantara. Wawasan yang telah memperkuat rasa kekeluargaan, kebersamaan, dan menyadari kebhinekaan sebagai kekayaan yang utuh diantara rakyat Indonesia (Bhinneka Tunggal Ika).

Untuk mengukuhkan modal yang telah dimilikinya dan Modal Mental Wawasan Nusantara bangsa indosesia juga dikuatkan dengan keyakianan dirinya untuk bersama-sama tangguh dalam kemampuannya dalam mempertahankan Negara yang dicintainya dengan Konsep Ketahanan Nasional yaitu ketahanan diidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan mempertahankan keamanan IPOLEKSOSBUDHANKAM.

Pasca reformasi, pembangunan Indonesia “diformat” ulang dalam sebuah program otonomi daerah yaitu memberi kewenangan yang lebh besar kepada daerah Kota dan Kabupaten dalam proses pembangunan. Dengan Undang-undang otonomi daerah ini maka setiap sector pembangunan dipertimbangkan dalam kerangka otonomi daerah.



DAFTAR PUSTAKA

Sapriya, dkk. (2006). Konsep Dasar IPS. Bandung: UPI PRESS

Individu dan Masyarakat

0



A. Pengertian Individu Dan Masyarakat

1. Pengertian individu

Setiap manusia lahir ke dunia membawa potensi diri masing-masing yang dapat dikembangkan kemudian hari melalui proses belajar atau pendidikan. Oleha karena itu manusia lahir sebagai makhluk individu, memiliki perbedaan yang kahsdengan manusia lain, hal ini sesuai denagn pendapat Allport mengatakan bahwa individu berasal dari kata “individe” yang berarti tidak dapat dibagi-bagi, maksudnya bahwa manusia merupakan satu kesatuan jiwa dan raga yang tak dapat dipisah satu sama lain. Seorang manusia dapat dikatakan sebagai seorang individu apabila adanya keterpaduan antar jiwa dan raga. Kegian fisik yang dilakukan mausia merupakan manifentasi dari kegiatan psiskisnya. Contohnya: seorang melakukan kegiatan menulis merupakan perintah dari jiwauntuk menyuruh fisiknya (dalam hal ini tangannya) untuk menusis sesuatu dengan pulpen pada kertas. Tanpa adanya keterpaduan dari kedua kedua aspek tersebut maka manusia tidak dapat malakukan sesuatu secara sempurna

Abu Ahmadi (1991) mengemukan bahwa “individu” berasal dari bahasa latin yaitu “individum”artinya yang tak terbagi. Oelh karna itu individu merupakan suatu sebutan yang dapat dicapai untuk menyebutkan suatu kesatuan yang kecil dan terbatas. Manusia merupakan suatu sistem yang terdiri dari sub sistem psko biologi dan sub sistem mental-psikologis,

Pada saat anak lahir kedunia ini, sampai usia kanak-kanak awal (sampai umur 5 tahun) ia mulai mengenal siapa dirinya. Melalui proses sosialisasi yang dimulai dari lingkunagan keluarganya ia mulai mengenal “aku”. Proses ini terus tumbuh dan berkembang samapai seseoranf terbentuk kepribadiannya secara utuh. Kepribadian adalah keseluruhan prilaku individu yang merupakan hasil interaksi anrata potensi-potensi bio-psiko-fisik yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental-psikologis, jika mendapatkan rangsangan dari lingkunagan (N. Sumaatmadja;1986)

Selanjutnya Allport mengemukakan pula bahwa ”kepribadian adalah orgsnisasi dinamis dari pada psiko-phisik seorang manusia yang turut menentukan

cara-cara berprilaku dan bersikap yang unik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Memperhatikan dari kedua pengertian kepribadian di atas terdapat beberapa unsur yang sama mengenai kepribadian yaitu : (1) merupakan suatu ketentuan fisikdan psiskis, (2) melahirkan pola prilaku yang unik bagi setiap manusia, (3) dalam rangka menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Di satu sisi manusia adalah makhluk yang memiliki perbedaan bila denagn manusia lainnya; sebagai makhluk individu, manum di lain sisi manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari manusia lain, karena manusia memiliki kebutuhn yang sangat kompleks tetapi ia dapat memenuhi memenuhi kebutuhannya itu.

Dalam upaya memenuhi kebutuhan dalam hajat hidupnya itulah individu manusia, harus bergaul denagn manusia lain dalam suatu kelompok sosial, yang kita kenal denagn sebutan masyarakat.

2. Pengertian masyarakat

Kita masyarakat merupakan terjemahan dari kata (komunitas). Secara definitive dapat didefinisikan sebagai kelompok manusia yang terdiri dari sejumlah keluarga yang bertempat tinggal di suatu tempat (wilayah) tertentu baik di desa maupun di kota yang telah terjadi interaksi sosial antar anggotanya atau adanya hubungan sosialyang memiliki norma dan nilai tertentu yang harus dipatuhi oelh semua anggotanya dan memiliki tujuan tertentu pula.

Unsur-unsur dari masyarakat menurut Mac Iver dan Page: seperasaan, sepenanggunagn, saling memerlukan. Disamping itu ada tipe masyarakat menurut Davis, sebagai berikut: (1) jumlah penduduk, (2) luas kekayaan dan kepadatan penduduk, (3) memiliki fungsi khusus dari masyarakat setempat terhadap seluruh organisasi masyarakat yang bersangkutan.

Pada masyarakat modern sering dibedakan antara masyrakat pedesaan dan masyrakat perkotaan bentuk “rual community” dan “urban community”.

Dalam kehidupan masyarakat padesaan, hubungan yang terjadi antara anggota masyarakat terjalin secara erat, mendalam dengan sistem kehidupan berkelompok. Dilihat dari sudut pemerintahan, hubungan antara penguasa dengan rakyatnya berlangsung secara tidak resmi, di mana segala sesuatu yang menyangkut kepentingan bersama dilaksanakan secara musyawarah. Ciri lainnya adalah tidak adanya pembagian kerja yang tegas.

Pada masyarakat perkotaan (urban community) tekanan pengertian terletak pada sifat-sifat serta ciri-ciri kehidupan yang yang berbeda dengan masyarakat pedesaan dalam menilai keperluan hidup.

Yang menjadi pusat perhatian pada masyarakat desa dalam memperhatikan kebutuhan hidup dikhususkan pada keperluan utama dari kehidupan fungsi pakaian, makanan, rumah dan lain-lain. Sementara pada masyarakat kota , orang-orang telah memandang penggunaan kebutuhan hidup dari sudut pandang masyarakat sekitarnya. Perbedaan yang terlihat dari penekanan perhatian pada fungsi dan pemenuhan kebutuhan sosial

Dilihat dari jenis masyarakat terdiri dari masyarakat desa dan masyarakat kota. Masyarakat desa memiliki karakteristik tertentu yaitu; sifat keagamaan yang kental, kurang kemandirian, tidak terlalu terkait dengan pembagian kerja yang tegas dan rasa kekeluargaan yang tinggi. Sedangkan masyarakat kota memiliki karakteristik; (1) kehidupannay tidak terlalu mengarah kepada kehidupan agamis saja, (2) rasa individualitas dan kemandirian yang tinggi, (3) memiliki pembagian kerja yang tegas dan (4) berfikir lebih rasional.


B. STRUKTUR, PRANATA, DAN PROSES SOSIAL BUDAYA

1. Struktur Sosial

Kata stuktur berasal dari bahasa inggris yaitu “structure” yang berarti susunan atau tingkatan dari sesuatu, baik itu meruapakan organisasi maupun mengenai susunan suatu kelompok masyarakat. Kata sosial berasal dari kata socius yang artinya “berkawan”. Jadi secra etimologis stuktur sosial dapat diartikan susunan dari berkawan.

Di sisi lain struktur sosial dapat pula menggambarkan suatu susunan masyarakat dilihat dari lapisan-lapisan yang ada dalam suatu masyarakat. Dikenal tiga lapisan masyarakat yaitu; (1) lapisan sisial rendah, (2) lapisan sosial menengah, (3) lapisan sosial tinggi

Terdapat beberapa teori tentang pelapisan sosial sebagi berikut:

1. Teori fungsionalis, yang dikemukakan oleh Emile Durkheim menyatakan bahwa setiap masyarakat memandang aktivitas yang satu lebih penting daripada yang lainnya.

2. Teori Reputasi atau teori nama baik, menurut Wamer. Status seseorang ditetapkan oleh pendapat (pertimbangan) orang lain. Dasar pertimbangannya adalah pendapatan, prestise, dan pendidikan.

3. Teori struktur. Sosiolgi yang mengembangkan teori ini adalah Treiman. Dari hasil penelitiannya ia mengambil kesimpulan, bahwa dalam masyarakat yang berlain-lainan, tidak ada perbedaan dalam penyususnan tingakt prestise pekerjaan

Pengaruh pelapisan sosial tampak pada kehidupan.karena pergaulan sosial akan lebih banyak terjadi antara individu dari lapisan sosial yang sama, maka akan terdapat kesamaan corak hidup, gaya hidup, misalnya dalam hal jenis hiburan, jenis olah raga yang digemari, bahsa organisa dan sebaginya.

Di sisi lain Koentjaraningrat mengemukakan bahwa “ dalam menganalisis masyarakat, seseorang peneliti merinci kehidupan masyarakat iu kedalam unsur-unsurnya, yaitu pranata, kedudukan sosial dan peranan sosial. Walaupun demikian, tujuan peneliti adalah untuk mencapai pengertian mengenai prinsio-prinsip kaitan antara berbagai unsur masyrakat itu.

Adapun kerangka yang dapat menggambarkan kaitan-kaitan seperti terurai diatas, dalam ilmu antropologi disubut struktur sosial atau sosial structure dari suatu masyarakat.

2. Pranata Sosial

Kata pranata diambil dari bahasa inggris yaitu “ social institution” yang oleh para ahli ilmu sosial di Indonesia diartikan secara berbeda-beda. Pranata sosial dalam pengertian ilmu sosial tidaklah sama persis dengan istilah lembaga dalam arti wadah atau badan.

Pranata sosial pada dasarnya bermula dari adanya kebutuhan-kebutuhan manusia yang perlu dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan tersebut perlu dalam keteraturan sehingga akhirnya diperlukan adanya norma yang menjamin keteraturan sehingga akhirnya diperlukan adanya norma yang menjamin keteraturan tersebut. Norma-norma tersebut akhirnya berkembang menjadi pranata sosial yang pada dasarnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia.

Kebutuhan manusia sangatlah beraneka ragam ,sehingga pranata sosial yang mendukungnya pun beraneka ragam pula. Misalnya manusia mempunyai kebutuhan untuk berkembang biak atau mengembangkan keturunan oleh karena itu manusia membentuk pranata keluarga yang akan mrengatur pemenuhan kebutuhannya itu. Dalam pranata keluarga maka ada sejumlah norma yang mengaturnyamulai dari kegiatan meminang, melamar, pernikahan, upacara adat, hubungan kekerabatan, dan sebagainya.

Manusia juga memiliki kebutuhan dengan Tuhannya, maka lahirlah pranata agama. Kebutuhan manusia dibidang pendidikan melahirkan pranata pensdidikanyang wujudnya seperti sekolah dasar. Kebutuhan dalam bidang ekonomi melahirkan pranata ekonomi mislnya sandang, pangan, papan dan jasa. Kebutuhan dibidang politik melahirkan politik yang berkaitan dengan kekuasaan.

Dari uraian di atas menemuakn beberapa contoh pranata sosial, misalnya pranata agama, ekonomi, keluarga, pendidikan dan politik.banayaknya pranata sosial sangat tergantung kepada kompleksitas masyarakat intu.

Pranata sosial yang dibentuk manusia tidak lain tujuannya ialah untuk memenuhi kebutuhab yang sangat kompleks. Oleh karena itu pranata sosial mempunyai fungdi sebagai berikut:

1. Memberi pedoman kepada masyarakat
2. Menjaga kebutuhan dari masyarakat yang bersangkutan
3. Memberi pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendlian sosial
3. Proses Sosial Budaya

Manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan memiliki akal. Dengan akal dan fikirannya ia bisa memenuho segala kebutuhannya. Oleh karenanya manusia dapat menciptakan sesuatu berupa hasil karya yang dpat dimanfaatkan oleh manusia dan masyarakat. Para ahli antropologi mengemukakan bahwa kebudayaan itu adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar.

Menurut A.L Kroeber dan C. Kluckhohn mengemukakan definisi tentang kebudayaan yang disimpulkan dalam suatu buku. Jadi kata “kebudayaan” dan “culture”, kata kebudayaan berasal dari sansekerta ”budayah” yaitu” budi” atau ”akal”. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan ; hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Ada pula yang menghapus kata budaya sebagi suatu perkembangan dari majemuk “budi-daya”, yang berarti “budi” dan “daya”. Karena itu mereka membedakan “budaya” dengan “kebudayaan”. Budaya adalah “daya dari budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa, sedangkan “kebudayaan” adalah hasil dari cipta,karsa dan rasa itu. Kata “budaya” di sini hanya dipakai sebagai suatu singkatan saja dari “kebudayaan” dengan arti yang sama.

Adapun kata culture, yang merupakan kata asing yang sama artinya dengan “kebudayaan” berasal dari bahasa latin “colere” yang berarti “mengolah, mengerjakan”, terutama mengolah tanah atau bertani. Dalam arti berkembang arti colore yang berarti segala daya upaya dan tindakan manusia untuk mengolah tanah dan mengubah alam.

Dari beberapa definisi kebudayaan dan arti kata secara etimologi diatas iranya dapat diambil suatu kesimpulan bahwa kebudayaan adalah “segala daya cipta. Karsa dan rasa manusia dalam mengolah lingkungan baik ingkungan fisik maupun lingkunagn sosial agar menjadi suatu yang berguna dan bermanfaat.

Kebudayaan yang berkembang di suatu daerah kadang-kadang bukan merupakan milik asli daerah tersebut, ada kalanya telah dipengaruhi oleh budaya lain atau Negara lain. Seperti halnya kebudayaan Indonesia yang telah dipengaruhi oleh kebudayaan Bara, berupa bahasa, kesenian, gaya hidup dan lain-lain.

Proses sosialisasi kebudayaan ini dinamakan assimilasi dan akulturasi.

Assilmilasi adalah suatu proses sosial, dimana ada dua golongan manusia denagn l.atar kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam waktu yang lama sehingga kebudayaan-kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas dan juga unsur-unsurnya masing-masing berubah wujud menjadi unsur kebudayaan campuran. Biasanya golongan tersangkut dalam suatu proses assimilasi adalah suatu golongan mayoritas dan beberapa golonagn minoritas.

Sedangkan akultrasi dimana suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur dari kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri ( Koentjaraningrat,1990:248)

Terdapat perbedaan antara “kebudayaan” dan “peradaban”. Peradaban adalah sama dengan istilah “civilization”, yang biasanya dipakai untuk menyebut bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus, maju dan indah. Seperti contoh: kesenian, ilmu pengeahuan, tgnologi dan sebaginya. Istilah peradaban sering pula dipakai untuk menyebut suatu kebudayaan yang mempunyai sistem tegnologi, ilmu pengetahan,seni bangunan, sistem kenegaraan dan masyarakat kita yang semakin maju dan kompeks.


C. INTERAKSI INDIVIDU DAN MASYARAKAT

Dalam melangsungkan kehidupannya dan untuk memenuhi kebutuhan yang sangat kompeks, manusia harus melakukan interaksi atau saling berhubunagn antara yang satu dengan yang lainnya. Sebelumnya kita harus mengenal apa iu interaksi, interaksi adalah saling berhubungan antara dua manusi atau ebih, diman manusia yang satu terhadap yang lain saling mempengaruhi.

Masyarakat yang aspeknya dinamis, terdiri dari individu-individu dan kelompok-kelompok yang berada dalam interaksi.

Interaksi sosial yang terjadi antara individu dan masyarakat:

1. Interaksi yang melibatkan sejumah orang
2. Adanya tingkat keintiman
3. Adanya proses sosial

Untuk lebih jelasnya tentang bentuk-bentk interaksi sosial yang menyatuakn (integrasi) dapat diikuti uraian berikut :

1. Coperation (koperasi)
Koparasi adalh bentuk kerja sama di man satu sama lain saling membantu guna mencapai suatu ujuan bersama. Ada tiga jenis koperasi (kerja sama) yang didasarkan perbedaan di dalam organisasi kelompok atau di dalam setiap kelompok, yaitu: (1) kerja sama primer, (2) kerja sama skunder dan (3) kerja sama tertier.

2. Consensus (kesepakatan)
Consensus dimaksudkan suatu persetujuan , baik yang diucapkan maupun tidak. Consensus memungkinkan untuk dilaksanakan bila ada 2 pihak atau lebih ingin memelihara suatu hubungan yang masing-masing memandangnya sebagai kepentinagan sendiri

3. Assimilation (kesepakatan)
assimilasi adalah perpaduan dari dua kebudayaan atau lebih melebur menjadi satu-satunya yang homogen, jadi assimilasi hanya terdapat diantara orang-orang atau golongan-golongan yang datang

dari berbagai kebudayaan yang berbeda, misalnya;
a. Kebudayaan arab dengan kebudayaan Indonesia
b. Kebudayaab Barat dengan kebudayaan Indonesia
c. Dan sebagainya

Sedangkan disintegrasi adalah seperti diuraikan brikut ini .

1. Konflik (persengketaan)
Konflik adalah usaha yang dengan sengaja menentang, melawan, atau memaksa kehendaknyakepada orang lain.

Dipandang dari segi terjadinya, konflik dapat dibagi atas dua macam;
a. Corparete conflict, yaitu konflik yang terjadi antara group dengan group dalam suatu masyarakat
b. Personal conflict, yaitu konflik yang terjadi antra individu dengan individu

2. Kompetisi (persaingan)
Kompetisi merupakan usaha yang disengaja untuk menentang kehendak orang lain.dan tidak mengandung paksaan. Kompetisi selalu dikuasai dan diatur oleh norma-norma moral, sedangkan konfik tidak demikian halnyalnya.

Pola interaksi antara individu dengan masyarakat dapat di bagi menjadi 3:
a. pola interaksi individu dengan individu di mana
b. Pola interaksi antar individu dengan kelompok
c. Pola interaksi kelompok dengan kelompok

Ketiga pola intrekasi tersebut merupakan sarana terbentuknya suatu masyrakat yang saling berinteraksi secara intensif sehingga akan tercapai tujuan bersama. Tidak bisa dihindari dalam pola interaksi yang mana pun yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari kadang-kadang terjadi konflik dan kompetisi, karena setiap individu manusia mempunyai kepentingan yang berbeda-beda. Oleh karena itu untuk menyamakan visi dan misi mak perlu diadakan pertemuan atau musyawarah bersama agar terjadi kesepakatan pendapat, sehingga tercapai tujuan hidup bersama





DAFTAR PUSTAKA

Sapriya, dkk. (2006). Konsep Dasar IPS. Bandung: UPI PRESS

Thursday, October 13, 2016

KETERAMPILAN DASAR DALAM ILMU-ILMU SOSIAL

0


 A. Keterampilan Bertanya
Dalam abad modern ini informasi sangat diperlukan orang untuk memecahkan barbagai permasalahan. Salah satu upaya untuk memperoleh informasi dengan jalan mengajukan pertanyaan kepada pihak lain, baik dai guru kepada siswa maupun dari peneliti kepada responder.
Dilihat dari jenis pertanyaan ulang diajukan guru dalam proses pembelajaran ada dua macm, yaitu: (1) pertanyaan yang menggunakan kaliamat tanya, (2) pertanyaan yang menggunakan kalimat perintah atau suruhan .

Terdapat beberapa syarat pertanyaan yang baik, bila guru mengajukan pertanyaan kepada sisiwa saat proses pembelajaran berlangsung, yaitu:
1. Pertanyaan yang diungkapkan dengan kata-kata atau bahasa yang mudah dimengerti sisiwa.
2. Pertanyaan diungkapakan secara jelas dan singkat
3. Pertanayaan tidak terlalu luas cakupannaya, bersifat spesifik atau khusu
4. Pertanyaan yang diajukan tidak mengandung makna yang ganda.

Selain bentuk pertanyaan yang harus memenuhi syarat, cara mengajukan pertanyaan pun harus memiliki ketentuan sebagai berikut:
1. Pertnyaan hendaklah diajukan ke seluruh kelas
2. Tidak memancing jawaban serentak
3. Adakan penyebaran atau memindahan giliran bagi siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru
4. Hindari penggunaan pertanyaan yang berkali-kali

Ada dua macam keterampilan bertanya yaitu keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut. Keterampilan bertanya dasar memiliki beberapa kemampuan dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan, sementara keterampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan keterampialan dari keterampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan upaya pengembangan kemampuan berfikir siswa agar terbiasa melakukan inisiatif sendiri.

Beberapa alasan mengapa seorang guru sangat penting memiliki keterampilan bertanya, antara lain ialah:
1. Kebiasaan guru yang terlalu sering menggunakan metode ceramah, kurang menguntungkan bagi tercapainya tujuan pembelajaran, karena cendrung menganggap guru sebagai sumber informasi yang utama
2. Di masyarakat siswa kurang diminta pendapat atau mengajukan pertanyaan
3. Cara belajar siswa aktif (CSBA) menuntut siswa banyak terlibat secara mental dalam proses pembelajaran
4. Adanya anggapan yang keliru tantang tujuan penggunaan pertanyaan yang hanya dianggap suatu instrument untuk menilai hasil belajar siswa

Tujuan yang ingin dicapai seorang guru dengan mengajukan pertanyaan antara lain :
1. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahusiswa terhadap pokok pembahasan
2. Memusatkan perhatian siswa
3. Mengdiagnosa kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar
4. Mengembangkan cara belajar siswa yang aktif
5. Memberikan kesempatan siswa untuk mengasimilisikan informasi
6. Memperbaiki salah pengertian dan salah pemahan konsep oleh siswa
7. Mendorong siswa mengemukakan pendapatnya
8. Menguji dan mengukur hasil belajar siswa

Jika siswa gagal menjawab atau jawabannya kurang sempurna atas pertanyaan yang diajuakan guru, maka guru peru melakuakan antara lain sebagai berikut:
1. Menyusun kembali redaksi pertanyaan dengan makna yang sama
2. Mengajukan pertanyaan yanmg sama dan relevan dengan pertnyaan yang sebelumnya.
3. Mereview informasi yang diberikan sebelumnya ada kalanya dapat membantu siswa dalam menjawab pertanyaan.

Ada beberapa kebiasaan yang perlu dihindari dalam mengajukan pertanyaan antara lain: (1 )Mengulangi pertanyaan sendiri, (2) Mengulangi jawaban siswa, (3) Menjawab pertnyaan sendiri, (4) Pertnyaan yang memancing jawaban serentak, (5) Pertanyaan ganda, (6) Menunjuk salah seorang siswa sebelum pertnyaan diajuka

Komponen-komponen bertnya lanjut adalah sebagai berikut: (1) pengubahan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan,(2) pengaturan urutan pertanyaan (3) penggunaan pertanyaan melacak; dan (4) peningkatan terjadinya interaksi.

Bentuk lain dari keterampilan bertanya ini adalah pedoman wawancara dan penyebaran angket :
1. Wawancara
Wawancara (interview) adalah mengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara kepada responder, yang jawabannya dicatat dan direkam dengan alat perekam.
2. Penyebaran angket
Angket merupakan alat atau teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responder. Baik pedoman wawancara maupun daftar angket, masing-masing memiliki keungguln dan kelemahannya, namun cukup objektif dijadikan salah satu instrument dalam mengumpulkan data atau informasi

B. Keterampilan Memperoleh, Menganalisi, Menyajikan Dan Memanfaatkan Informasi
1. Keterampilan memperoleh informasi
Informasi merupakn hal yang sangat penting untuk dietahui oleh semua orang. Dengan informasi yang diperoleh orang dengan mudah dan lebih cepat dalam memecahkan suatu masalah. Oleh sebab itu setiap manusia termasuk guru IPS harus memiliki suatu keterampilan khusus dalam memperoleh informasi.

Terdapat tiga macam sumber informasi yang dapat digunakan oleh seorang peeneliti atau oleh seorang guru, yaitu ; (1) sumber berupa buku teks, (2) media mass, (3) alam serta masyrakat sekitar

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh seorang pembaca yang baik adalah; (1) pemahaman tema atau judul bacaan, (2) baca denagn teliti dan pahami makna setiap alinea atau paragraph, (3) catat kata-kata yang penting atau sulit, (4) tarik kesimpulan sementara dari setiap bagan atau bab yang telah dibaca.

Ada beberapa keuntungan memperoleh informasi melalui media massa, yaitu : (1) informasi dapat dengan cepat sampai kepada si penerima informasi, (2) informasi yang diterima lebih actual dan terkini, (3) informasi yang diperoleh akan lebih dipercaya karena dilengkapi dengan tayangan gambar-gambar atau foto-foto, (4) lebih menarik dan mudah dicerna oleh penerima informasi.


Adapun kelemahannya adalah : (1) tidak semua orang memiliki alat atau sarana media komunikasi yang dibutuhkan, (2) memerlukan waktu khusus untuk menyimak informasi, terutama media elektronika, orang yang terlalu sibuk tidak sempat menonton televisi, mendengarkan radio, dan membaca majalah serta surat kabar, (3) belum seluruh pelosok tanah air dimasuki aliran listrik, jadi cukup menyulitkan menggunakan media elektronika, (4) tidak semua masyarakat mampu membeli televisi, berlangganan surat kabar dan majalah.


2. Keterampilan menganalisis informasi
Dalam kegiatan penelitian sosial seorang peneliti sebelum menarik kesimpulan atas data atau informasi yang diperoleh lanmgkah yang tidak kalah pentingnya adalah menganalisa atau menafsirkan data-data yang telah terkumpul.


Tujuan penganalisisisan informasi adalah : mengidentifikasi motif atau sebab dari kejadian, mempertimbangkan semua informasi yang diperoleh untuk menarik suatu kesimpulan, menganalisis suatu kesimpualn atau generalisasi untuk menemukan kejadian-kejadian yang mendukung atau menolak suatu kesimpulan.


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila seorang ingin menganalisa sejumlah informasi yaitu : (1) Memiliki ilmu yang memadai sebagai seorang peneliti, (2) Instrument yang digunakan sesuai denagn tujuan dan teori penelitian, (3) Data yang dianalisa harus objektif dan faktual, (4) Perlu diadakan pemilihan dat informasi berdasarkan permasalahan penelitian yang sedang dilakukan .

3. Keteramplan menyajikan informasi
Sekumpulan data dan informasi yang diperoleh , diolah, dianalisis kemudian ditarik suatu kesimpulan. Data yang diperoleh baru bermanfaat bagi pihak lain, selain peneliti hendaknya dapat pipaparsajikan dengan sistematis sehingga mudah dicerna dan diterima oleh orang lain.

Dalam proses pembelajaran harus ada tiga unsur penting, yaitu: guru, materi dan siswa. Materi yang disampaikan kepada siswa harus dismpaikan berdasarkan kurikulum yang ada dan disampaikan denagn menggunakan metode dan media yang memadai.

4. Keterampilan memanfaatkan informasi
Dalam suatu kegiatan penelitian sosial terdapat beberapa langkah kegiatan yang ditempuh mulai dari pengumpulan data atau memperoleh informasi, mengolah data, menganalisa data dan menarik kesimpulan.
Informasi yang telah dimiliki, diolah, dianalisa, disimpulkan dan disajikan, akan bermakna bagi sesorang apabila informasi itu dimanfaatkan secara optimal.

Apabila informasi dimanfaatkan untuk merencanakan proses pembangunan dimasa yang akan dating maka perlu diperhatiakan hal-hal sebagai berikut :
1. Informasi yang diperoleh benar-benar dari sumber yang dipercaya
2. Menganalisis data menggunakan teori yang akurat
3. Informasi yang diperoleh relevan dengan tujuan penelitian

C. Keterampilan Menyusun Dan Menguji Generalisasi
1. Keterampilan menyusun generalisasi
Nursed Sumaatmadja (1984) mengemukakan bahwa generalisasi itu merupakan hubungan dua konsep atau lebih dalam bentuk kalimat lengkap, yang merupakan pernyataan deklaratif dan dapat dijadikan prinsip atau ketentuan bagi IPS . selanjutnya Fakih Salawi (1998) bahwa konsep itu merupakan : (1) sejumlah konsep yang memiliki keterkaitan mkna, (2) pernyataan tentang hubungan diantara konsep, (3) mengungkapkan sejumlah informasi, (4) kebenarannya ditentuakn oleh pembuktian, (5) konsep saat ini akan berbeda dengan konsep dimasa yang akan mendatang.

Beberapa contoh generalisasi adalag sebagi berikut :
1. Toko seraba ada menjual segala jenis makanan yang dibutuhkan oleh konsumennya,
2. Sumber daya alam yang tidak bermanfaat, tidak memiliki makna bagi kehidupan manusia
3. Tiap masyarakat memiliki peraturan yang tidak tertulis atau pun yang tertulis yang dapat memberikan pengawasan sosial terdapat tindakan dan tingkah laku para anggotanya.

Suatu generalisasi yang baik harus didukung oleh banyak fakta sehingga kebenarannya dapat diyakini semua orang. Oleh karena itu penyusunan dan pengembangan generalisasi buaknlah suatu pekerjaannya yang mudah memerlukan beberapa keterampilan dan kemampuan serta berlatih.

Terdapat beberapa faktor yang harus diperhatiakan bila seseorang ingin menyusun generalisasi yaitu :
1. Sikap kehati hatian yang tinggi
2. Didukung oleh fakta/data yang akurat san representatif
3. Orang ayng bersifat objektif dan meninggalkan sifat-sifat subjektif
4. Tidak tergesa-gesa melakukannya
5. Pengumpulan data dan penganalisaan data perlu ditinjau kembali agar tidak terjadi kekeliruan dalam mengambil suatu kesimpulan.

2. Keterampilan menguji generalisasi

Untuk mengetahui apakah generalisasi itu benar atau tidak maka perlu adanya kegiatan pengujian generalisasi, karena tidak jarang generalisasi yang telah disusunn itu keliru dan tidak mewakili semua populasi. Oleh karena itu dalam menguji generalisasi perlu memahami dulu karakteristik berikut ini : (1) merupakan kalimat lengkap, (2) merupakan kalimat pertanyaan yang deklaratif, (3) merupakan hubunagn dari beberpa konsep, (4) konsep pembentuknya memiliki fakta yang cukup representatif di lapanagan, (5) memiliki makna yang universal
Dengan memperhatikan karakteristik di atas, maka untuk menyusun, mengembangkan dan menguji kebenaran generalisasi bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Kemampuan ini harus dilatih melalui kemampuan menggunakan bahasa dan kemampuan membina konsep.

Secara umum ada tiga langkah utama dalam menguji kebenaran suatu generalisasi yaitu :
1. Meneliti konsep yamg membentuk generalisasi itu
2. Membuktiakn apakah konsep-konsep itu didukung oleh fakta-fakta
3. Memeriksa fakta-fakta pendukung konsep, apakah benar-benar ada bukti dilapangan

DAFTAR PUSTAKA

Sapriya, dkk. (2006). Konsep Dasar IPS. Bandung: UPI PRESS










PENGERTIAN DAN MODEL PEMBELAJARAN FAKTA, KONSEP DAN GENERALISASI PADA ILMU PENGATAHUAN SOSIAL

3


A. Pengertian Fakta, Konsep dan Generalisasi
1. Fakta
Fakta adalah suatu informasi atau data yang ada dan benar-benar terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan dikumpulkan serta dikaji oleh para ahli ilmu social yang terjamin kebenarannya.
Fakta menunjuk pada kondisi yang khusus dan keberlakuannya terbatas. Dibawah ini dikemukakan

beberapa contoh fakta lainnya sebagai berikut :


a. Penduduk Indonesia berkonsentrasi di pulau Jawa,Bali dan Madura
b. Ikrar sumpah pemuda terjadi pada tanggal 28 oktober 1928.
c. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 194

2. Konsep
Konsep adalah suatu kesepakatan untuk penamaan sesuatu dan merupakan dan merupakan alat intelektual yang membantu kegiatan berfikir dan memecahkan masalah. Menurut S. Hamid Husen (1995) mengemukakan bahwa : “ konsep adalah pengabstraksian dari sejumlah benda yang memiliki karakteristik yang sama”. Setiap benda yang memiliki roda 4 buah terbuat dari besi dan kayu, memiliki mesin, berjalan didarat dan dipakai untuk angkuta penumpang dan barang, maka benda-benda yang memiliki karakteristik seperti itu dinamakan atau diabstraksikan sebagai “mobil”.

Konsep dapat dinyatakan dalam sejumlah bentuk konkrit atau abstrak, luas atau sempit, satu kata atau frase. Beberapa konsep yang berbentuk konkrit misalnya : manusia, gunung, lautan, daratan, rumah, Negara, barang, pakaian, pabrik dan sebagainya.

Kata-kata tersebut diatas merupakan benda-benda konkrit yang dapat dilihat, dirabah, dan dirasakan. Sementara konsep yang bersifat abstrak adalah : demokrasi, kejujuran, kesetiaan, keadilan, kebebasan, tanggung jawab, hak, pertimbangan, sistem hukum, dan lain-lain.

Jadi Konsep adalah kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat intelektual yang membantu kegiatan berfikir dan memecahkan masalah. Jika kita menemukan sejumlah informasi misalnya ada sebuah benda padat yang besar, benda itu terbuat dari besi atau kayu, digerakkan oleh mesin atau layar, berjalan diatas air, digunakan untuk mengangkut barang atau orang, maka kemudian dengan kemampuan mental informasi atau fakta itu dapat disederhanakan dengan memberi label atau nama "Kapal Laut".

3. Generalisasi
Generalisasi berasal dari kata”general” yang berarti umum atau menyeluruh. Oleh karena itu generalisasi merupakan pengambilan kesimpulan secara umum dari suatu gejala atau informasi yang kita terima yang didukung oleh data dan fakta yang ada. Fakih Samlawi (1998 : 9) mengemukakan bahwa : “Generalisasi merupakan sejumlah konsep yang memiliki karakteristik dan makna. Generalisasi adalah pernyataan tentang hubungan diantara konsep. Generalisasi mengungkapkan sejumlah besar informasi”. Kebenaran generalisasi ditentukan oleh rujukan pembuktian.

Generalisasi adalah pernyataan tentang hubungan diantara konsep. Generalisasi mengungkapkan sejumlah besar informasi. Kebenaran suatu generalisasi ditentukan oleh rujukan pembuktian konsep. Berikut ini kutipan sebuah generalisasi yang dikutip dari Savage dan Armstrong"Ketika suatu masyarakat meningkat menjadi masyarakat terdidik dan masyarakat industri, maka angka kelahiran akan menurun".

B. Fakta, Konsep dan generalisasi dalam IPS
1. Fakta dalam IPS
Dalam kurikulum Sekolah Dasar tahun 2004 dikemukakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu mata pelajaran yang mengkaji serangkaian peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan. Sedangkan fungsinya adalah untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan Negara Indonesia.

Fakta dalam IPS bertolak belakang, IPS untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap dan Negara Indonesia, sedangkan fakta merupakan salah satu bahan kajian yang amat penting dalam IPS. Dengan fakta-fakta yang ada kita bisa menyimpulkan sesuatu atau beberapa peristiwa yang benar terjadi. Fakta sangat penting dalam struktur ilmu atau susunan ilmu karena dari fakta yang ada kita dapaat membentuk suatu kosep dan generalisasi.

Dari fakta-fakta yang ada dan saling berkaitan maka kita dapat membentuk suatu konsep atau pengertian yang membantu kita untuk berfikir.
Fakta merupakan titik awal atau untuk membentuk suatu konsep. Dari beberapa konsep saling berkaitan kita dapat membentuk suatu generalisasi,dimana ketiga unsure tersebut merupakan bahan kajian dan ilmu pengetahuan sosial yang harus dipahami oleh siswa, melalui penjelasan guru di dalam proses pembelajaran di kelas.

Fakta dalam IPS merupakan semua peristiwa atau kejadian nyata yang terjadi dalam lingkungan sosial, contohnya : woman trafficking (perdagangan wanita), narkoba, perampokan, pemerkosaan, dan sejenisnya.

Kejadian-kejadian tersebut disebut fakta IPS karena semua kejadian tersebut berhubungan dengan manusia, yang mana manusia merupakan unsur pokok dari Ilmu Pengetahuan Sosial. Fakta itu sendiri bertujuan untuk menghilangkan isu-isu sosial, sehingga isu-isu sosial tersebut bisa disebut fakta sosial.

Dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sering dijumpai berbagai kejadian-kejadian yang bersifat faktual, baik yang bersifat positif maupun kejadian yang bersifat negatif. Sebagai contoh pada tanggal 17 januari 2000 telah terjadi kerusuhan di mataram, pada tanggal 9 desember 2009 telah terjadi demo anti korupsi diseluruh wilayah indonesia Dari beberapa contoh diatas, dapat dipahami bahwa suatu peristiwa yang hanya sekali terjadi dan tidak terulang lagi walaupun nantinya ada peristiwa serupa terulang lagi tentunya dalam kontes {waktu dahwan tempat}yang berbeda. jadi dapat disimpulkan bahwa fakta adalah sesuatu yang benar-benar ada atau peristiwa yang benar-benar terjadi tentu dalam kontes yang berbeda. contoh fakta dalam ips diantaranya, mataram adalah ibu kota Nusa Tenggara Barat, Gunung Rinjani adalah gunung tertinggi di pulau lombok.


2. Konsep dalam IPS


Dalam kehidupan sehari-hari kita sering dihadapkan kepada beberapa konsep, ada konsep yang bersifat konkrit, seperti : mobil, rumah, kapal, dan konsep yang bersifat abstrak seperti demokrasi, kesetiaan, kebudayaan dan lain-lain. IPS sebagai bidang kajian terdiri dari konsep dasar sejarah, seperti konsep peristiwa/ kejadian waktu dan tempat.


Geografi terdiri dari konsep lokasi, posisi (kedudukan), situasi, tempat (site), distribusi, dan perancangan. Dalam ilmu ekonomi terdiri dari konsep konsep langkah (scancity), spesialisasi (specialization), saling ketergantungan (interdependence), pasar (market) dan konsep kebijaksanaan umum (public policy). Pada sosiologi mengkaji konsep keanggotaan dalam kelompok perilaku, tujuan, norma, nilai, peran, keluwesan dan lokasi. Dalam psikologi social terkandung konsep-konsep kemandirian, motif, sikap, persepsi,interpersonal, kelompok, norma kelompok, konflik dan sebagainya. Dalam ilmu politik terkandung pula konsep konsep Negara, kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijakan, pembagian, kekuasaan, demokrasi dan lain-lain.


Berdasarkan konsep-konsep dasar ilmu social yang membangun bahan kajian IPS, maka jelas bagi kita bahwa kedudukan konsep dalam IPS merupakan bahan kajian utama untuk menelaah berbagai masalah social yang kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa menggunakan konsep itu kita sulit untuk memberikan solusi terbaik terhadap setiap masalah.


Konsep yaitu suatu ide yang menggambarkan hubungan antara dua atau lebih fakta seperti konsep “ kebutuhan manusia “ yang berkaitan dengan berbagai hal, misalnya pakaian, makanan, keselamatan, pendidikan, cinta dan harga diri.


Konsep dasar pengatahuan (social studies) adalah ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan pendidikan. Pengertian ini, kemudian dibakukan dalam United States of Education’s Standars Terminology for Curiculum and Instruction ( Darr dkk.1977:2 ) bahwa, studi ilmu-ilmu sosial berisi aspek-aspek ilmu sejarah, ilmu ekonomi, ilmu politik, sosiologi, antropologi, psikologi dan geografi yang dipilih sebagai bahan kajian dalam pembelajaran di sekolah dan perguruan tinggi.


Konsep merupakan abstraksi atau pengertian abstrak, karena merupakan ide tentang deduatu (benda, peristiwa, hal-hal) yang ada dalam pikiran. Ia mengandung pengertian dan penafsiran (bukan berwujud fakta konkrit), Konsep membantu kita dalam mengadakan penbedaan, penggolongan atau penggabungan fakta disekeliling kita, misalnya, kita mengenal banyak data perang, seperti perang diponegoro, perang paregreg, perang aceh, dan sebagainya.


Berikut beberapa contoh konsep IPS:


a. Dalam ilmu sejarah terdapat beberapa konsep seperti: perubahan, konflik, migrasi, fudalisme, imperalisme, rasionalisme, sosialisme, perang, libralisme, perdamaian, perjanjian, persetujuan, persekutuan, pahlawan dan sebagainya.


b. Dalam ilmu geografi terdapat beberapa konsep seperti kawasan, iklim ,tanah, air, udara, sungai, gunung, flora, fauna, laut, gempa, sumber alat, kependudukan, desa, kota , dan sebagainya.


c. Dalam ilmu ekonomi terdapat beberapa konsep seperti: barang, jasa, tukar menukar, , uang, pasar, bursa, libralisme, kapitalisme, impralisme, koperasi, pajak, cukai, untung, rugi, harga, industri, distribusi, konsumen, pabrik, pengusaha, pendapatan, kerja, tenaga, jasa dan sebagainya.


d. Dalam ilmu sosiologi terdapat beberapa konsep seperti: masyarakat, norma sosial ,kerja sama sosial, kelompok sosial, organisasi sosial, status sosial, institusi, sosialisasi ,urbanisasi, persaingan, kerja sama, dan sebagainya


e. Dalam ilmu antropologi terdapat beberapa konsep seperti: kebudayaan, peradaban, kepercayaan, folklore, survival, adat, tradisi, ind bangsa{ras}, bahasa, sistem kekerabatan, sistem mata pencaharian, kesenian, magis, upacara, religi dan sebagainya.


f. Dalam ilmu politik terdapat berbagai konsep seprti: negara, hukum, pemerintah, partai politik, pemilihan umum, demokrasi dan sebagainya..


g. Dalam ilmu psikologi sosial terdapat beberapa konsep seperti: norma, prilak sosial, intraksi sosial, prilaku politik , budaya masyarakat, prilaku menyimpang dan sebagainya


Dari contoh–contoh diatas, beberapa konsep ternyata juga terdapat pada lebih dari satu disiplin ilmu sosial, seperti migrasi, nasionalisme, desa, kota, dan sebagainya . konsep-konsep yang secara bersama-sama dimiliki oleh beberapa disiplin ilmu itu disebut dengan istilah konsep inti [core concept]. selain core concept terdapat juga konsep kunci [key concept suatu konsep yang hanya spesifik terdapat pada satu disiplin ilmu sosial. Mulyono dan sadjiran memberikan contoh bahwa program pengajaran IPS dalam bentuk pengajaran konsep memiliki beberapa segi positif [ keuntungan]. pengajaran konsep menjadikan program pengajaran IPS mejadi konsepsional yang lebih didasarkan pada aspek pengertian / pemhamanan dari pada aspek hafalan. Hal ini dikarnakan hasil pembelajaran IPS tidak mudah dilupakan para peserta didik. peserta didik mejadi mudah memahami proses-proses yang terjadi dalam kehidupan masyarakat , sebab konsep yang disajikan kepada peserta didik sedapat mungkin diangkat atau diasosiasikan dengan kehidupan [permasalahan] sosial [contemprolary-affairs and contemprolary societies].


3. Generalisasi dalam IPS
Seperti telah dikemukakan di atas bahwa generalisasi merupakan suatu pernyataan tentang hubungan antara konsep yang mengungkapkan sejumlah besar informasi. Dengan demikian generalisasi berisi beberapa atau banyak konsep.

Struktur ilmu pengetahuan terdiri dari fakta, konsep, dan generalisasi. Dari pernyataan diatas tidak mungkin ilmu pengetahuan terbentuk secara otoritas jika tidak didukung oleh generalisasi. Fakta akan bermakna bila terkait dengan konsep, konsep pun baru bermakna bila terkait dengan bentuk generalisasi, dan generalisasi merupakan simpulan-simpulan implementasi yang akan membentuk teori ilmu pegetahuan.

Keterkaitan generalisasi dalam IPS sudah diawali sejak pengumpulan fakta atau data, membentuk suatu konsep dan akhirnya membuat suatu generalisasi. Denagn demikian antara fakta, konsep dan generalisasi merupakan suatu rangkaian keseluruhan (sistem) yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan dalam rangkaian membentuk suatu teori ilmu pengetahuan termasuk IPS.

Untuk lebih jelasnya tentang kedudukan generalisasi dalam IPS dapat disimak pada ilustrasi berikut, “semakin tinggi tingkat pendidikan suatu masyarakat, maka semakin tinggi tingkat kesejahteraan masyarakat tersebut”. Dari generalisasi tersebut dapat dijadikan dalil bahwa :”tingkat pendidikan berkolerasi positif terhadap tingkat kesejahteraan”. Sedangkan konsep pendidikan dan konsep kesejahteraan merupakan suatu bahan kajian yang sangat penting dalam IPS.

Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual ( khusus ) menuju simpulan umum yang mengikat seutuh fenomena sejenis dangan fenomena individual yang diselidiki. Dengan kata lain, generalisasi merupakan hubungan antara dua atau lebih konsep, nisalnya hubungan antara konsep “ uang, kebutuhan, dan keinginan “. Generalisasi menunjukkan hubungan sebab akibat antara konsep satu dengan konsep yang lain.

Dalam ilmu sosial terdapat sejumlah ketrampilan yang dapat diklasifikasikan menjadi ketrampilan berfikir, ketrampilan teknis dan ketrampilan sosial. Sejumlah ketrampilan berfikir yang penting dalam ilmu sosial diantaranya adalah menarik kesimpulan, membuat generalisasi, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

Keterampilan teknis yang berhubungan dengan generalisasi, dapat diwujudkan melalui penggunaan berbagai media dan alat Bantu dalam mencari dan menyajikan informasi. Ketrampilan sosial bekaitan dengan kemampuan untuk melakukan hubungan antar manusia, misalnya berinteraksi dan berkomunikasi baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam lingkup tertentu. Hal ini dapat dilakukan melalui salah satu aspek yakni aspek afektif. Aspek afektif dikembangkan melalui pembentukan sikap dan nilai tersebut perlu dibiasakan.

Sedangkan jenis-jenis generalisasi dibagi menjadi dua yaitu :
a. Generalisasi sempurna, yakni generalisasi yang menempatkan seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki misalnya, setelah kita memperhtikan jumlah hari pada setiap bulan pada tahun masehi kemudian menyimpulkan bahwa semua bulan masehi mempunyai hari tidak lebih dari 31 hari . dalam penyimpulan ini, keseluruhan fenomena, yaitu jumlah hari pada ssetiap bulan, kita selidiki tanpa ada yang di tinggalkan. Generalisasi semacam ini memberikan simpulan yang kuat dan tidak dapat diserang , tetapi tidak praktis dan ekonomi

b. Generalisasi tidak sempurna. Generalisasi berdasarkan sebagian fenomena yang dilakukan untuk mendapatkan simpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki. Misalnya, setelah kita menyelidiki sebagaian bangsa indonesia kita menemukan bahwa mereka semua adalah manusia yang suka bergotong royong. Atas dasar temuan ini. Kita menyimpulkan bahwa bangsa indonesia adalah bangsa yang suka bergotong- royong. Penyimpulan ini termasuk kedalam jenis generalisasi yang tidak sempurna. Demikian gambaran sikap fakta, konsep, generalisasi yang saling bertalian dan tidak dapat dipisah-pisahkan

C. Keterkaitan Fakta, konsep dan Generalisasi IPS
Setelah kita mengetahui pengertian fakta, konsep, dan generalisasi di atas, maka kita bisa mengetahui bahwa fakta, konsep, dan generalisasi itu saling berhubungan dan tidak bisa dipisahkan.

Fakta-fakta sosial yang terjadi dalam kehidupan kita, dihubungkan oleh konsep IPS melalui suatu ide, sedangkan konsep-konsep IPS dihubungkan oleh generalisasi melalui sebuah penalaran.

D. Model Pembelajaran Konsep, Fakta, dan Generalisasi dalam IPS
Siswa SD sebagai calon-calon ilmuan dikemudian hari, sejak dini harus memahami tentang struktur ilmu pengetahuan yang diawali dengan fakta, selanjutnya membentuk suatu konsep dan dari konsep-konsep itu akan membuat suatu generalisasi

Anak-anak menyadai bahwa fakta itu amat banyak, tak terhitung jumlahnya. Ada fakta berupa data-data, misalnya keadaan penduduk disebuah desa, ada fakta yang tampak sebagaimana keadaannya, misalnya kondisi jalan, kondisi bangunan, dan sebagainya. Ada juga fakta sebagai hasil pengamatan secara lebih khusus, misalnya tentang pendapatan rata-rata penduduk sebuah kampong, mata pencaharian pertama penduduk desa A, dan seterusnya.

Namun demikian, perlu disadari bahwa fakta bukan tujuan akhir dari pengajaran IPS. Pengetahuan yang hanya bertumpu kepada fakta akan sangat terbatas sebab:
1. Kemampuan kita untuk mengingat sangat terbatas.
2. Fakta itu bisa berubah pada suatu waktu, misalnya tentang perubahan iklim suatu kota. perubahan bentuk pemerintahan, dan sebagainya.
3. Fakta hanya berkenaan dengan situasi khusus.


Fakta itulah yang akan memberikan raw material kepada konsep sebagai pilar-pilar kegiatan intelektual. Didalam kegiatan belajar-mengajar fakta harus dipetakkan dalam hubungan fungsional dengan konsep dan generalisasi dengan cara yang sistematis. Dengan pandangan yang seperti itu maka siswa akan mampu melihat hubungan diantara fenomena intelektual dan menggunakannya kedalam upaya meraih pengetahuan yang bermakna. Sehingga dapat dikatakan bahwa fakta merupakan pondasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Lebih lanjut dikemukakan bahwa konsep merupakn kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu sebagai alat intelektual yang membantu kegiatan berfikir dan memecahkan masalah. Sedangkan generalisasi merupakan sejumlah konsep yang memiliki keterkaitan dan makna, atau pernyataan tentang hubungan diantara konsep.

Siswa sekolah dasar dalam proses pembelajaran lebih cenderung mempelajari hal-hal yang konkrit dari apa yang bersifat abstrak. Oleh karena itu seorang guru dalam membelajarkan tentang fakta, konsep dan generalisasi hendaklah menggunakan contoh-contoh yang konkrit yang sesuai tingkat berfikir atau perkembangan intelektual siswa

Langkah-langkah : Persiapan,penyajian,penutup:

Dalam membelajarkan materi tentang fakta, konsep dan generalisasi dapat menggunakan strategi metode, pendekatan, media dan evaluasi sebagai berikut:[14
1. Strategi
Untuk materi ini tepat sekali menggunakan strategi pemberian contoh dan ilustrasi kepada kelompok maupun kepada individu, agar siswa lebih cepat memahamitentang apa itu fakta, konsep dan generalisasi.
2. Metode
Metode yang digunakan dapat sesuai dengan kondisi siswa agar materi dapat diterima oleh siswa dan tidak membosankan, yang penting efektif dan efisien. Misalnya metode ceramah bervariasi Tanya jawab, diskusi, dan lain-lain.
3. Media
Dapat menggunakan kertas manila karton yang bertuliskan materi pelajaran tentang fakta, konsep dan generalisasi serta masing-masing contohnya.
4. Evaluasi
Dapat mengunakan beberapa item tes yang disusun guru dan dilaksanakansecara tertulis setelah proses pembelajaran selesai (tes akhir).


DAFTAR PUSTAKA
 Sapriya, dkk.(2006). Konsep Dasar IPS. Bandung: UPI PRESS

Tuesday, October 11, 2016

anak jenius

0


Seorang anak perempuan berusia tiga tahun di Inggris diketahui memiliki IQ dengan skor 140. Sebagai perbandingan skor ilmuwan jenius dan penemu teori relativitas, Albert Einstein adalah 160. Rata-rata IQ di Inggris adalah 100.
Berkat kecerdasannya, Safron Pledger berpeluang menjadi salah satu anggota termuda Mensa. Safron sudah melakukan tes IQ dan sedang dalam proses akreditasi akhir oleh Mensa. Jika skor IQ-nya diterima, Safron akan menjadi salah satu anggota termuda.
Pada Oktober 2009, Elise Tan Roberts dari London bergabung dengan Mensa saat usia dua tahun empat bulan. Mensa adalah organisasi untuk orang dengan IQ tinggi. Didirikan pada 1946 di Inggris, kini Mensa mempunyai anggota lebih dari 100 ribu orang di dunia.
Menurut sang ayah, Danny Pledger, putrinya belajar abjad saat menonton program kuis di TV, Countdown. Pria berusia 23 tahun yang bekerja sebagai web designer ini merupakan juara Countdown sebanyak delapan kali.
Pada usia dini Saffron mampu menulis, membaca cerita, menghitung hingga angka 50, serta mengerjakan soal matematika sederhana (semua ini biasa didapatkan siswa saat awal sekolah).
“Saya hanya seorang anak kecil, tapi saya sangat senang bisa lulus tes (Mensa) bahkan jika mereka cukup keras. Saat tumbuh besar, saya ingin bermain dengan mainan sepanjang hari. Saya ingin sekolah, melukis, menggambar serta berkeliling,” jelas bocah berambut pirang ini seperti dikutip dari Telegraph, Jumat (3/6/2011).
Sang ayah mengaku tidak tahu dari mana putrinya mewarisi kecerdasan tersebut. “Saya tidak tahu dari mana Saffron mendapat kecerdasan. Kami hanya mendorongnya, bahwa segala sesuatu yang dia dilakukan adalah pintar. Dia suka menonton Countdown dengan saya, itu membantunya belajar huruf. Dia sangat kompetitif. Mudah-mudahan suatu hari dia menjadi lebih baik daripada saya,” harap sang ayah.
Ibu Saffron, Kirstie Pledger (23 tahun) menyatakan kata pertama yang diucapkan putrinya adalah “bir”. Saffron lebih dulu bicara sebelum bisa duduk. Di usia 18 bulan, Saffron bisa mengucapkan kalimat penuh.
”Dia lambat secara motorik, namun kemampuan berbicaranya sangat baik. Dia bisa menambah, mengurangi, membaca, dan menulis. Jika kami membawa buku dari perpustakaan, saya akan membacakan kepadanya sekali dan dia akan membacakannya kembali kepada saya,” urainya.
Sang ibu menambahkan, dia dan suaminya tidak melakukan hal yang istimewa untuk Saffron. “Dan jika berada di luar rumah, kami melihat tanda-tanda dan membacakan untuknya,” pungkasnya.

sumber : https://artikelmenarik.wordpress.com/2011/06/04/bocah-tiga-tahun-miliki-iq-140/