Skinpress Rss

Thursday, October 13, 2016

PENGERTIAN DAN MODEL PEMBELAJARAN FAKTA, KONSEP DAN GENERALISASI PADA ILMU PENGATAHUAN SOSIAL

3


A. Pengertian Fakta, Konsep dan Generalisasi
1. Fakta
Fakta adalah suatu informasi atau data yang ada dan benar-benar terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan dikumpulkan serta dikaji oleh para ahli ilmu social yang terjamin kebenarannya.
Fakta menunjuk pada kondisi yang khusus dan keberlakuannya terbatas. Dibawah ini dikemukakan

beberapa contoh fakta lainnya sebagai berikut :


a. Penduduk Indonesia berkonsentrasi di pulau Jawa,Bali dan Madura
b. Ikrar sumpah pemuda terjadi pada tanggal 28 oktober 1928.
c. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 194

2. Konsep
Konsep adalah suatu kesepakatan untuk penamaan sesuatu dan merupakan dan merupakan alat intelektual yang membantu kegiatan berfikir dan memecahkan masalah. Menurut S. Hamid Husen (1995) mengemukakan bahwa : “ konsep adalah pengabstraksian dari sejumlah benda yang memiliki karakteristik yang sama”. Setiap benda yang memiliki roda 4 buah terbuat dari besi dan kayu, memiliki mesin, berjalan didarat dan dipakai untuk angkuta penumpang dan barang, maka benda-benda yang memiliki karakteristik seperti itu dinamakan atau diabstraksikan sebagai “mobil”.

Konsep dapat dinyatakan dalam sejumlah bentuk konkrit atau abstrak, luas atau sempit, satu kata atau frase. Beberapa konsep yang berbentuk konkrit misalnya : manusia, gunung, lautan, daratan, rumah, Negara, barang, pakaian, pabrik dan sebagainya.

Kata-kata tersebut diatas merupakan benda-benda konkrit yang dapat dilihat, dirabah, dan dirasakan. Sementara konsep yang bersifat abstrak adalah : demokrasi, kejujuran, kesetiaan, keadilan, kebebasan, tanggung jawab, hak, pertimbangan, sistem hukum, dan lain-lain.

Jadi Konsep adalah kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat intelektual yang membantu kegiatan berfikir dan memecahkan masalah. Jika kita menemukan sejumlah informasi misalnya ada sebuah benda padat yang besar, benda itu terbuat dari besi atau kayu, digerakkan oleh mesin atau layar, berjalan diatas air, digunakan untuk mengangkut barang atau orang, maka kemudian dengan kemampuan mental informasi atau fakta itu dapat disederhanakan dengan memberi label atau nama "Kapal Laut".

3. Generalisasi
Generalisasi berasal dari kata”general” yang berarti umum atau menyeluruh. Oleh karena itu generalisasi merupakan pengambilan kesimpulan secara umum dari suatu gejala atau informasi yang kita terima yang didukung oleh data dan fakta yang ada. Fakih Samlawi (1998 : 9) mengemukakan bahwa : “Generalisasi merupakan sejumlah konsep yang memiliki karakteristik dan makna. Generalisasi adalah pernyataan tentang hubungan diantara konsep. Generalisasi mengungkapkan sejumlah besar informasi”. Kebenaran generalisasi ditentukan oleh rujukan pembuktian.

Generalisasi adalah pernyataan tentang hubungan diantara konsep. Generalisasi mengungkapkan sejumlah besar informasi. Kebenaran suatu generalisasi ditentukan oleh rujukan pembuktian konsep. Berikut ini kutipan sebuah generalisasi yang dikutip dari Savage dan Armstrong"Ketika suatu masyarakat meningkat menjadi masyarakat terdidik dan masyarakat industri, maka angka kelahiran akan menurun".

B. Fakta, Konsep dan generalisasi dalam IPS
1. Fakta dalam IPS
Dalam kurikulum Sekolah Dasar tahun 2004 dikemukakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu mata pelajaran yang mengkaji serangkaian peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan. Sedangkan fungsinya adalah untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan Negara Indonesia.

Fakta dalam IPS bertolak belakang, IPS untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap dan Negara Indonesia, sedangkan fakta merupakan salah satu bahan kajian yang amat penting dalam IPS. Dengan fakta-fakta yang ada kita bisa menyimpulkan sesuatu atau beberapa peristiwa yang benar terjadi. Fakta sangat penting dalam struktur ilmu atau susunan ilmu karena dari fakta yang ada kita dapaat membentuk suatu kosep dan generalisasi.

Dari fakta-fakta yang ada dan saling berkaitan maka kita dapat membentuk suatu konsep atau pengertian yang membantu kita untuk berfikir.
Fakta merupakan titik awal atau untuk membentuk suatu konsep. Dari beberapa konsep saling berkaitan kita dapat membentuk suatu generalisasi,dimana ketiga unsure tersebut merupakan bahan kajian dan ilmu pengetahuan sosial yang harus dipahami oleh siswa, melalui penjelasan guru di dalam proses pembelajaran di kelas.

Fakta dalam IPS merupakan semua peristiwa atau kejadian nyata yang terjadi dalam lingkungan sosial, contohnya : woman trafficking (perdagangan wanita), narkoba, perampokan, pemerkosaan, dan sejenisnya.

Kejadian-kejadian tersebut disebut fakta IPS karena semua kejadian tersebut berhubungan dengan manusia, yang mana manusia merupakan unsur pokok dari Ilmu Pengetahuan Sosial. Fakta itu sendiri bertujuan untuk menghilangkan isu-isu sosial, sehingga isu-isu sosial tersebut bisa disebut fakta sosial.

Dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sering dijumpai berbagai kejadian-kejadian yang bersifat faktual, baik yang bersifat positif maupun kejadian yang bersifat negatif. Sebagai contoh pada tanggal 17 januari 2000 telah terjadi kerusuhan di mataram, pada tanggal 9 desember 2009 telah terjadi demo anti korupsi diseluruh wilayah indonesia Dari beberapa contoh diatas, dapat dipahami bahwa suatu peristiwa yang hanya sekali terjadi dan tidak terulang lagi walaupun nantinya ada peristiwa serupa terulang lagi tentunya dalam kontes {waktu dahwan tempat}yang berbeda. jadi dapat disimpulkan bahwa fakta adalah sesuatu yang benar-benar ada atau peristiwa yang benar-benar terjadi tentu dalam kontes yang berbeda. contoh fakta dalam ips diantaranya, mataram adalah ibu kota Nusa Tenggara Barat, Gunung Rinjani adalah gunung tertinggi di pulau lombok.


2. Konsep dalam IPS


Dalam kehidupan sehari-hari kita sering dihadapkan kepada beberapa konsep, ada konsep yang bersifat konkrit, seperti : mobil, rumah, kapal, dan konsep yang bersifat abstrak seperti demokrasi, kesetiaan, kebudayaan dan lain-lain. IPS sebagai bidang kajian terdiri dari konsep dasar sejarah, seperti konsep peristiwa/ kejadian waktu dan tempat.


Geografi terdiri dari konsep lokasi, posisi (kedudukan), situasi, tempat (site), distribusi, dan perancangan. Dalam ilmu ekonomi terdiri dari konsep konsep langkah (scancity), spesialisasi (specialization), saling ketergantungan (interdependence), pasar (market) dan konsep kebijaksanaan umum (public policy). Pada sosiologi mengkaji konsep keanggotaan dalam kelompok perilaku, tujuan, norma, nilai, peran, keluwesan dan lokasi. Dalam psikologi social terkandung konsep-konsep kemandirian, motif, sikap, persepsi,interpersonal, kelompok, norma kelompok, konflik dan sebagainya. Dalam ilmu politik terkandung pula konsep konsep Negara, kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijakan, pembagian, kekuasaan, demokrasi dan lain-lain.


Berdasarkan konsep-konsep dasar ilmu social yang membangun bahan kajian IPS, maka jelas bagi kita bahwa kedudukan konsep dalam IPS merupakan bahan kajian utama untuk menelaah berbagai masalah social yang kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa menggunakan konsep itu kita sulit untuk memberikan solusi terbaik terhadap setiap masalah.


Konsep yaitu suatu ide yang menggambarkan hubungan antara dua atau lebih fakta seperti konsep “ kebutuhan manusia “ yang berkaitan dengan berbagai hal, misalnya pakaian, makanan, keselamatan, pendidikan, cinta dan harga diri.


Konsep dasar pengatahuan (social studies) adalah ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan pendidikan. Pengertian ini, kemudian dibakukan dalam United States of Education’s Standars Terminology for Curiculum and Instruction ( Darr dkk.1977:2 ) bahwa, studi ilmu-ilmu sosial berisi aspek-aspek ilmu sejarah, ilmu ekonomi, ilmu politik, sosiologi, antropologi, psikologi dan geografi yang dipilih sebagai bahan kajian dalam pembelajaran di sekolah dan perguruan tinggi.


Konsep merupakan abstraksi atau pengertian abstrak, karena merupakan ide tentang deduatu (benda, peristiwa, hal-hal) yang ada dalam pikiran. Ia mengandung pengertian dan penafsiran (bukan berwujud fakta konkrit), Konsep membantu kita dalam mengadakan penbedaan, penggolongan atau penggabungan fakta disekeliling kita, misalnya, kita mengenal banyak data perang, seperti perang diponegoro, perang paregreg, perang aceh, dan sebagainya.


Berikut beberapa contoh konsep IPS:


a. Dalam ilmu sejarah terdapat beberapa konsep seperti: perubahan, konflik, migrasi, fudalisme, imperalisme, rasionalisme, sosialisme, perang, libralisme, perdamaian, perjanjian, persetujuan, persekutuan, pahlawan dan sebagainya.


b. Dalam ilmu geografi terdapat beberapa konsep seperti kawasan, iklim ,tanah, air, udara, sungai, gunung, flora, fauna, laut, gempa, sumber alat, kependudukan, desa, kota , dan sebagainya.


c. Dalam ilmu ekonomi terdapat beberapa konsep seperti: barang, jasa, tukar menukar, , uang, pasar, bursa, libralisme, kapitalisme, impralisme, koperasi, pajak, cukai, untung, rugi, harga, industri, distribusi, konsumen, pabrik, pengusaha, pendapatan, kerja, tenaga, jasa dan sebagainya.


d. Dalam ilmu sosiologi terdapat beberapa konsep seperti: masyarakat, norma sosial ,kerja sama sosial, kelompok sosial, organisasi sosial, status sosial, institusi, sosialisasi ,urbanisasi, persaingan, kerja sama, dan sebagainya


e. Dalam ilmu antropologi terdapat beberapa konsep seperti: kebudayaan, peradaban, kepercayaan, folklore, survival, adat, tradisi, ind bangsa{ras}, bahasa, sistem kekerabatan, sistem mata pencaharian, kesenian, magis, upacara, religi dan sebagainya.


f. Dalam ilmu politik terdapat berbagai konsep seprti: negara, hukum, pemerintah, partai politik, pemilihan umum, demokrasi dan sebagainya..


g. Dalam ilmu psikologi sosial terdapat beberapa konsep seperti: norma, prilak sosial, intraksi sosial, prilaku politik , budaya masyarakat, prilaku menyimpang dan sebagainya


Dari contoh–contoh diatas, beberapa konsep ternyata juga terdapat pada lebih dari satu disiplin ilmu sosial, seperti migrasi, nasionalisme, desa, kota, dan sebagainya . konsep-konsep yang secara bersama-sama dimiliki oleh beberapa disiplin ilmu itu disebut dengan istilah konsep inti [core concept]. selain core concept terdapat juga konsep kunci [key concept suatu konsep yang hanya spesifik terdapat pada satu disiplin ilmu sosial. Mulyono dan sadjiran memberikan contoh bahwa program pengajaran IPS dalam bentuk pengajaran konsep memiliki beberapa segi positif [ keuntungan]. pengajaran konsep menjadikan program pengajaran IPS mejadi konsepsional yang lebih didasarkan pada aspek pengertian / pemhamanan dari pada aspek hafalan. Hal ini dikarnakan hasil pembelajaran IPS tidak mudah dilupakan para peserta didik. peserta didik mejadi mudah memahami proses-proses yang terjadi dalam kehidupan masyarakat , sebab konsep yang disajikan kepada peserta didik sedapat mungkin diangkat atau diasosiasikan dengan kehidupan [permasalahan] sosial [contemprolary-affairs and contemprolary societies].


3. Generalisasi dalam IPS
Seperti telah dikemukakan di atas bahwa generalisasi merupakan suatu pernyataan tentang hubungan antara konsep yang mengungkapkan sejumlah besar informasi. Dengan demikian generalisasi berisi beberapa atau banyak konsep.

Struktur ilmu pengetahuan terdiri dari fakta, konsep, dan generalisasi. Dari pernyataan diatas tidak mungkin ilmu pengetahuan terbentuk secara otoritas jika tidak didukung oleh generalisasi. Fakta akan bermakna bila terkait dengan konsep, konsep pun baru bermakna bila terkait dengan bentuk generalisasi, dan generalisasi merupakan simpulan-simpulan implementasi yang akan membentuk teori ilmu pegetahuan.

Keterkaitan generalisasi dalam IPS sudah diawali sejak pengumpulan fakta atau data, membentuk suatu konsep dan akhirnya membuat suatu generalisasi. Denagn demikian antara fakta, konsep dan generalisasi merupakan suatu rangkaian keseluruhan (sistem) yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan dalam rangkaian membentuk suatu teori ilmu pengetahuan termasuk IPS.

Untuk lebih jelasnya tentang kedudukan generalisasi dalam IPS dapat disimak pada ilustrasi berikut, “semakin tinggi tingkat pendidikan suatu masyarakat, maka semakin tinggi tingkat kesejahteraan masyarakat tersebut”. Dari generalisasi tersebut dapat dijadikan dalil bahwa :”tingkat pendidikan berkolerasi positif terhadap tingkat kesejahteraan”. Sedangkan konsep pendidikan dan konsep kesejahteraan merupakan suatu bahan kajian yang sangat penting dalam IPS.

Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual ( khusus ) menuju simpulan umum yang mengikat seutuh fenomena sejenis dangan fenomena individual yang diselidiki. Dengan kata lain, generalisasi merupakan hubungan antara dua atau lebih konsep, nisalnya hubungan antara konsep “ uang, kebutuhan, dan keinginan “. Generalisasi menunjukkan hubungan sebab akibat antara konsep satu dengan konsep yang lain.

Dalam ilmu sosial terdapat sejumlah ketrampilan yang dapat diklasifikasikan menjadi ketrampilan berfikir, ketrampilan teknis dan ketrampilan sosial. Sejumlah ketrampilan berfikir yang penting dalam ilmu sosial diantaranya adalah menarik kesimpulan, membuat generalisasi, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

Keterampilan teknis yang berhubungan dengan generalisasi, dapat diwujudkan melalui penggunaan berbagai media dan alat Bantu dalam mencari dan menyajikan informasi. Ketrampilan sosial bekaitan dengan kemampuan untuk melakukan hubungan antar manusia, misalnya berinteraksi dan berkomunikasi baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam lingkup tertentu. Hal ini dapat dilakukan melalui salah satu aspek yakni aspek afektif. Aspek afektif dikembangkan melalui pembentukan sikap dan nilai tersebut perlu dibiasakan.

Sedangkan jenis-jenis generalisasi dibagi menjadi dua yaitu :
a. Generalisasi sempurna, yakni generalisasi yang menempatkan seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki misalnya, setelah kita memperhtikan jumlah hari pada setiap bulan pada tahun masehi kemudian menyimpulkan bahwa semua bulan masehi mempunyai hari tidak lebih dari 31 hari . dalam penyimpulan ini, keseluruhan fenomena, yaitu jumlah hari pada ssetiap bulan, kita selidiki tanpa ada yang di tinggalkan. Generalisasi semacam ini memberikan simpulan yang kuat dan tidak dapat diserang , tetapi tidak praktis dan ekonomi

b. Generalisasi tidak sempurna. Generalisasi berdasarkan sebagian fenomena yang dilakukan untuk mendapatkan simpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki. Misalnya, setelah kita menyelidiki sebagaian bangsa indonesia kita menemukan bahwa mereka semua adalah manusia yang suka bergotong royong. Atas dasar temuan ini. Kita menyimpulkan bahwa bangsa indonesia adalah bangsa yang suka bergotong- royong. Penyimpulan ini termasuk kedalam jenis generalisasi yang tidak sempurna. Demikian gambaran sikap fakta, konsep, generalisasi yang saling bertalian dan tidak dapat dipisah-pisahkan

C. Keterkaitan Fakta, konsep dan Generalisasi IPS
Setelah kita mengetahui pengertian fakta, konsep, dan generalisasi di atas, maka kita bisa mengetahui bahwa fakta, konsep, dan generalisasi itu saling berhubungan dan tidak bisa dipisahkan.

Fakta-fakta sosial yang terjadi dalam kehidupan kita, dihubungkan oleh konsep IPS melalui suatu ide, sedangkan konsep-konsep IPS dihubungkan oleh generalisasi melalui sebuah penalaran.

D. Model Pembelajaran Konsep, Fakta, dan Generalisasi dalam IPS
Siswa SD sebagai calon-calon ilmuan dikemudian hari, sejak dini harus memahami tentang struktur ilmu pengetahuan yang diawali dengan fakta, selanjutnya membentuk suatu konsep dan dari konsep-konsep itu akan membuat suatu generalisasi

Anak-anak menyadai bahwa fakta itu amat banyak, tak terhitung jumlahnya. Ada fakta berupa data-data, misalnya keadaan penduduk disebuah desa, ada fakta yang tampak sebagaimana keadaannya, misalnya kondisi jalan, kondisi bangunan, dan sebagainya. Ada juga fakta sebagai hasil pengamatan secara lebih khusus, misalnya tentang pendapatan rata-rata penduduk sebuah kampong, mata pencaharian pertama penduduk desa A, dan seterusnya.

Namun demikian, perlu disadari bahwa fakta bukan tujuan akhir dari pengajaran IPS. Pengetahuan yang hanya bertumpu kepada fakta akan sangat terbatas sebab:
1. Kemampuan kita untuk mengingat sangat terbatas.
2. Fakta itu bisa berubah pada suatu waktu, misalnya tentang perubahan iklim suatu kota. perubahan bentuk pemerintahan, dan sebagainya.
3. Fakta hanya berkenaan dengan situasi khusus.


Fakta itulah yang akan memberikan raw material kepada konsep sebagai pilar-pilar kegiatan intelektual. Didalam kegiatan belajar-mengajar fakta harus dipetakkan dalam hubungan fungsional dengan konsep dan generalisasi dengan cara yang sistematis. Dengan pandangan yang seperti itu maka siswa akan mampu melihat hubungan diantara fenomena intelektual dan menggunakannya kedalam upaya meraih pengetahuan yang bermakna. Sehingga dapat dikatakan bahwa fakta merupakan pondasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Lebih lanjut dikemukakan bahwa konsep merupakn kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu sebagai alat intelektual yang membantu kegiatan berfikir dan memecahkan masalah. Sedangkan generalisasi merupakan sejumlah konsep yang memiliki keterkaitan dan makna, atau pernyataan tentang hubungan diantara konsep.

Siswa sekolah dasar dalam proses pembelajaran lebih cenderung mempelajari hal-hal yang konkrit dari apa yang bersifat abstrak. Oleh karena itu seorang guru dalam membelajarkan tentang fakta, konsep dan generalisasi hendaklah menggunakan contoh-contoh yang konkrit yang sesuai tingkat berfikir atau perkembangan intelektual siswa

Langkah-langkah : Persiapan,penyajian,penutup:

Dalam membelajarkan materi tentang fakta, konsep dan generalisasi dapat menggunakan strategi metode, pendekatan, media dan evaluasi sebagai berikut:[14
1. Strategi
Untuk materi ini tepat sekali menggunakan strategi pemberian contoh dan ilustrasi kepada kelompok maupun kepada individu, agar siswa lebih cepat memahamitentang apa itu fakta, konsep dan generalisasi.
2. Metode
Metode yang digunakan dapat sesuai dengan kondisi siswa agar materi dapat diterima oleh siswa dan tidak membosankan, yang penting efektif dan efisien. Misalnya metode ceramah bervariasi Tanya jawab, diskusi, dan lain-lain.
3. Media
Dapat menggunakan kertas manila karton yang bertuliskan materi pelajaran tentang fakta, konsep dan generalisasi serta masing-masing contohnya.
4. Evaluasi
Dapat mengunakan beberapa item tes yang disusun guru dan dilaksanakansecara tertulis setelah proses pembelajaran selesai (tes akhir).


DAFTAR PUSTAKA
 Sapriya, dkk.(2006). Konsep Dasar IPS. Bandung: UPI PRESS

3 comments:

Post a Comment